Memang impor sah-sah saja, bahkan industri kita pun sangat bergantung bahan baku impor. Bila ditegorikan, level impor bahan baku masih oke-oke saja, tapi jika impor barang jadi bila dibiarkan tentu kian membahayakan industri lokal kita. Apalagi Rupiah sedang terpuruk di level psikologis Rp 14.500 per USD.
Semoga pemerintah memperhatikan keberlangsungan UMKM. Minimal menuntaskan program debirokratisasi perijinan, pajak rendah bagi pebisnis kecil, fasilitas pendukung semacam packaging center, dll. Tentu negara juga sangat diuntungkan bila pebisnis lokal bergairah, jangan baru tumbuh sudah kena palak (aneka pajak,red) sana-sini dan rumitnya perijinan terlebih di level daerah. Toh kalau parameternya pebisnis lokal bertaji, maka pajak lebih besar sah-sah saja.
Bagi pengimpor juga sama saja, terdepresiasinya rupiah membuatmu mengucurkan lebih rupiah lantaran dolar sedang terapresiasi. Meski lebih murah, tapi kita tak bisa mendapatkan barang yang banyak dalam nominal yang sama ketika rupiah stabil.
Riset Pasar
Mulailah riset pasar secara sederhana, dengan mengkomparasikan barang-barang sejenis yang masuk kategori terlaris dengan impresi konversi yang tinggi.
![]() |
gambar : pixel.com |
Cara pertama via marketplace, tinggal filter penjualan terlaris pada kategori yang diinginkan, maka akan muncul toko-toko terlaris. Deteksilah harganya, mutunya, spesifikasinya, dll. Maka, toko yang memiliki reputasi baik ditandai dengan jumlah feedback / ulasan / penjualan /kecepatan yang baik, bisa jadi toko tersebut tengah memegang pangsa pasar.
Cara kedua, silahkan sidak blusukan ke pasar konvensional atau toko-toko konvensional. Temukan dan bandingkan harga.
***
Sedikit berbagi kisah, terdapat seminar dari forum *mport*r dot org dengan varian menu. Menu termurah seminar seharga 100 ribu akan dijelasnya kulitnya saja terkait motivasi-motivasi dan impor sederhanan.
Perihal motivasi impor tidaklah sulit karena komunitas tersebut bermotif menjembatani keperluan impor. Sebut saja impor dari China.
Skema singkat impornya, kita perlu jasa forwarder dan gudang di China. Nah komunitas tersebut akan memberikan jasa pergudangan dan pengurusan aneka dokumen. Sistem belinya nanti keroyokan atau beli joinan agar kontener maupun gudang di sana terisi penuh sehingga membuat jauh lebih efisien.
Itulah motif awal munculnya komunitas tersebut, berawal dari foundernya sering beli impor tapi terkendala ribetnya mengimpor dan biaya pengurusannya sampai barang masuk ke Indonesia vai bea cukai.
Skema impor termudah ya beli saja barang di Aliexpress, Bangood dan sejenisnya. Mampir saja kepoin situsnya, kita bisa setting ke konversi harga rupiah. Silahkan sortir barang yang di cari, tentunya pilih filter terlaris dan bereputasi tinggi sebagai parameter toko terpercaya. Banyak juga yang menawarkan free shiping, soal pajak kita bebas pajak bila transaksinya di bawah 100USD atau setara Rp 1.400.000. Silahkan coba-coba bila tertarik.
Skema itulah yang ditawarkan ke seminar. Seperti biasanya seminar ujung-ujungnya rawan menawarkan gimmick untuk mengikuti workshop lanjutan seharga 6 jutaan ketika di lokasi (kalau harga normal 8 jutaan). Maka kita akan meraih fasilitas keanggotaan dan workshop sehari berisi modul strategi pemasaran, berburu impor, dll. Outputnya tentu mengimpor. Sementara metode ketiga bayar belasan juta (itupun belum lagi bayar deposit fee forwarder sekian juta), maka mendapatkan paket workshop plus pergi tour ke China serta mendapatkan marking code.
Funsgi marking code sebagai code agar barang sampai tujuan kita. Tanpa ikut workshop pun juga bisa memperoleh marking code cuma-cuma. Tapi pastikan, ketika mengimpor wajib meminta marking code ke supplier terkait.
Jika sebelumnya metode mengimpor sederhana lewat Aliexpress, maka metode kedua setelah workshop itu diarahkan untuk mengimpor lewat situs Aliebaba. Bedanya Aliebaba tentu lebih murah, tapi ada jumlah minimal kutantiti.
Sedikit riset kecil, harganya memang murah ketika dibanding yang ada di marketplace. Tapi terkadang pula justru ada yang jauh lebih murah daripada harga impor. Artinya kita harus pintar sortir, bisa jadi kenapa ada temuan yang lebih murah tadi adalah pengimpor kakap yang sudah mandiri dan sangat tau peta bisnis impor serta jago menawar ke supplier di sana.
Hati-hatilah alih-alih ingin mendulang impor, malah buntung kena bid harga kompetitor. Bayangkan saja, setiap berkala mereka mengadakan pelatihan, maka akan terlahir pengimpor baru. Syukur bila produknya berbeda, kalau produknya sama ya bisa mampus kalau jualmu hanya di marketplace.
Agar mendulang efektivitas tinggi, maka sebaiknya perkuat customer base selain online, yakni offline atau akumulasi dari berbagai jurus pemasaran. Gunakan strategy blue ocean ketimbang red lantaran belum banyak kompetitor yang masuk.
Kisah Sukses Importir
Cukup banyak importir muda yang sukses bisa kalian validasi via google, sebut saja Dodi peraih salah satu top seller Tokopedia. Berawal dari reseller ia memiliki pelanggan yang banyak. lambat laun ia terjun mengimpor barang sebut saja case hape, bila dikonversi harga modalnya 10 ribu saja, ia bisa menjual katakanlah seharga 100 ribu. Sangat besar bukan margin profitnya. Dan masih sangat banyak lagi kisah-kisah demikian karena realitanya 90 persen barang beredar di Indonesia adalah impor.
Cukup menarik kan....
***
Indikasi lainnya selain memang import*r org tersebut membantu barrier selama ini, ia juga mendulang cuan dari skema manajemen yang ia bangun. Baik lewat PT nya maupun workshop tersebut. Ya, namanya juga jasa berbentuk komunitas. Bila benar-benar serius, silahkan bergabung karena bisa ketemu antar-anggota didalamnya dan semoga ramah info antar-anggotanya.Silahkan testimonikan / berbagi bila ada dari kalian yang pernah ikutan workshopnya.
***
Simpulannya, bisnis impor memang sangat menarik, tapi bila risetmu dan strategi penjualanmu kurang optimal bisa jadi kamu bakal digilas kompetitor. Situasi terkini cenderung tidak sehat karena mengandalkan perang harga ketimbang layanan maupun mutu produk. Siapa yang memiliki modal besar, maka ia akan berpotensi membunuh tetangganya via stok barang dengan kuantiti banyak. Tingaal di bid harga tertentu mampus sudah.Sebaliknya, bila selain produk kategorimu di padu dengan strategi pemasaran yang ciamik. Niscaya, kamu akan mendulang untung. Semakin kuat customer base dan jalur distribusi, maka siap-siaplah memanen cuan.
Mengenai seminarnya, bila sekedar ingin tahu ya silahkan ikut seminarnya. Bila punya dana berlebih silahkan join workshopnya. Tentu akan mubazir jika sudah ikut workshop tapi modal untuk impormu pas-pasan.
Idealnya harus sedia paling tidak 50 juta. Alternatifnya, bisa dibilang konservatif ya jadilah reseller saja. Tinggal stokis dan pasarkan. Nikmati cuannya kemudian.
*** Perihal teknis tutorial cara beli via aliexpress / sejenisnya silahkan akses via google /youtube
Semoga berfaedah,
connecting insight
0 comment:
Post a Comment